Pessel, Lintaspenjuru.com – Sejumlah nelayan tradisional di Carocok Painan, serta para pemilik kapal wisata Carocok Painan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat mulai was – was kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di naikan Pemerintah Pusat.
Untuk harga jual eceran (Disubsidi Pemerintah ) yang mengatakan jauh lebih rendah dibandingkan harga keekonomian terkini. Berdasarkan data dikumpulkan.
Solar Rp. 14.750/ L harga keekonomian GAP Rp.9.600 (65% dari harga kompensasi keekonomian) HJE Rp. 5.150/ L ( subsidi Rp. 500 + kompensasi).
Pertalite Rp. 13.150/L harga keekonomian GAP Rp. 5.500/L (42% dari harga keekonomian) HJE Rp. 7.650/ L (kompensasi).
Pertamax ( Ron 92) harga keekonomian Rp. 15.424/ L GAP Rp. 2.924/ L (19% dari harga keekonomian) HJE Rp. 12.50p/L (ditanggung badan usaha).
LPG 3 Kg harga keekonomian Rp. 44.025/ Tabung GAP Rp. 31.275 (71 % dari harga keekonomian) HJE Rp. 12.750/ tabung (subsidi).
Catatan harga keekonomian terkini berdasarkan dari rata – rata KURS beli BI perieode 25 Juli – 24 Agustus 2022 Rp. 14.809 / USS.
Iyan (40) nelayan tradisional kapuh – kapuh, Kecamatan Koto XI Tarusan mengatakan, “rencana pemerintah pusat untuk menaikkan BBM bisa dikaji ulang kembali”.
“Belum susannya mendapat bahan bakar Solar dan Pretalit, apalagi ditambah naiknya BBM, ” ungkapnya.
Yayan nelayan tradisonal asal Air Haji, Kecamatan Linggo Sari Baganti ketika dihubungi, berharap pemerintah daerah, Pesisir Selatan dan wakil rakyat di DPRD Pessel bisa memperjuangkan aspirasi nelayan kecil, yang memiliki modal phas – phassan.
“Belum dibatasi pembelian solar untuk nelayan tradisional, kalau naik harga BBM tambah bagaimana lagi, ” sambung nya.
Hal sama juga dikeluhkan nelayan tradisional asal Carocok Painan Indra ditemui di Carocok Painan menyampaikan harapan rencana kenaikan BBM oleh pemerintah pusat.
Dikatakan Indra, kondisi nelayan tradisional sekarang cukup terjepit, kondisi cuaca yang tidak menentukan sangat berpengaruh pada hasil tangkapan iklan di laut, hal tersebut tidak lah sebanding dengan harga BBM jenis solar dan Pretalit, jika bena – benar dinaikan.
Indra berharap sekali pada pemerintah daerah maupun pemerintah pusat bisa mengkaji ulang rencana kenaikan BBM, apalagi kita baru mengalami pandemi Covid – 19.
“Untuk mendapatkan solar sangat susah, apalagi nelayan baru melaut, yang hanya mengandalkan hasil tangkapan ikan melaut, ” ungkapnnya , sambil ditemani secangkir kopi hangat. (G)